Saturday, February 6, 2010

Ingatkan aku,
bahwa disana ada seorang anak kecil.
tanpa rumah, tanpa limpahan materi,
masih bisa tersenyum damai.
Memeluk sebungkus roti, dan sekotak susu,
pemberian pejabat kota.
Dia tersenyum tulus padaku,
matanya menyiratkan keriangan luar biasa.
Membuatku berikrar dalam hati,
untuk sedikit bersedekah dan berbagi,
awal bulan nanti.

Ingatkan pula padaku,
disana ada seorang gadis.
Tersenyum diatas pedihnya.
Melacurkan diri menafkahi keluarga.
Menangis hancur saat sang ibu menjualnya,
kepada mucikari jahanam.
Ibu macam apa itu?
Kemudian aku berfikir,
kerasnya hidup ini.

Ingatkan lagi padaku.
Seorang lelaki tua renta.
Hidup dengan berjualan madu.
Kulitnya hitam terbakar matahari.
Kakinya melepuh aspal jalanan.
Anak perempuannya tidak waras.
Istrinya meninggalkannya
Sungguh fenomena hidup.
Ironis!

Aku duduk damai disini,
menikmati kopi hangatku,
menuliskan tentang mereka.
Hidupku nyaris sempurna,
hatiku ingin membantu.
baru sekedar niatan,
yang belum prnah bisa aku jalankan...